Apa pandangan anda tentang
remaja dan dunianya?
Jika
ini ditanyakan kepada anda, apa saja yang muncul di pikiran anda ketika
berbicara tentang remaja dan dunia mereka? Sebagian besar persepsi yang muncul
adalah hal-hal yang lebih mengandung arti negatif dibandingkan dengan hal-hal yang
positif.
“Nakal;
tidak dengar-dengaran; suka memberontak; suka membantah; mabuk-mabukkan; obat
terlarang; seks bebas; tidak menghormati orang tua; berbuat sesuka hati; dan tidak
peduli.”
Kata-kata
diatas akan lebih banyak mendominasi dibandingkan potensi yang dimiliki remaja.
“Cepat menguasai teknologi; pintar;
banyak ide; peduli terhadap lingkungan; suka membantu; banyak potensi; dan kreatif”.
Seringkali
pandangan negatif ini membuat kita lumrah untuk membuat stereotype negatif
terhadap semua remaja. Hal ini dimungkinkan karena kita diekspos dengan banyak
kejadian melalui berbagai media maupun melalui apa yang kita lihat langsung
yang membentuk pola pikir kita tentang dunia remaja. Stereotip yang negatif ini
juga akan berdampak pada remaja sendiri. Mereka akan cenderung untuk melakukan
apa yang dikatakan orang terhadap mereka. Jika kita mencap mereka sebagai
remaja yang suka membuat keributan, jangan kaget jika kecenderungan ini yang
akan terjadi.
Sadarkah
kita bahwa remaja adalah pemimpin masa depan? Banyak pemimpin besar dunia
mengalami momen-momen perubahan ketika mereka menginjak masa remaja. Momen yang
mengarahkan mereka untuk memiliki mimpi di masa depan, mimpi yang kemudian akan
menuntun mereka dalam keseharian mereka, mimpi yang akan mengingatkan mereka
bahwa mereka memiliki tujuan dalam hidup mereka. Agar supaya mimpi mereka
tercapai, agar supaya mereka menjadi pemimpin, agar supaya remaja memberi
dampak kepada masyarakat, maka mereka perlu dibimbing, diarahkan, dituntun dan
dimuridkan sesuai dengan jalam yang patut baginya. Amsal 22:6 berkata,
‘Didiklah anak muda sesuai dengan jalan yang patut baginya, maka pada masa
tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.’ Hal ini menunjukkan
bahwa remaja membutuhkan teladan yang mau dan mampu untuk mendidik mereka agar
supaya mereka bisa mencapai kepenuhan dalam hidup mereka, agar supaya mereka
dapat memenuhi tujuan dalam hidup mereka sesuai yang dipercayakan oleh Tuhan
kepada mereka. Sangat disayangkan memang, ketika fokus pelayanan kebanyakan
gereja adalah pada orang tua. Inilah yang menyebabkan terjadinya krisis
kepemimpinan dan kurangnya kader pemimpin dalam gereja karena kurangnya
perhatian gereja pada pemberdayaan anak (termasuk remaja dan pemuda).
Pembentukan
pemimpin haruslah dimulai sedini mungkin. Remaja perlu diberikan kepercayaan
untuk terlibat secara aktif dan proaktif dalam pelayanan di gereja dan
masyarakat, tentu saja harus didukung oleh keluarga. Kepercayaan akan membuat
mereka merasa diperhatikan dan didukung untuk berkarya sesuai dengan talenta
mereka. Hal ini akan berdampak pada tumbuhnya kepercayaan diri dari remaja
bahwa mereka bisa berbuat sesuatu untuk gereja dan masyarakat. Mereka tidak
perlu menunggu sampai menjadi orang tua untuk dapat memberikan sesuatu kepada
orang lain yang ada di sekitar mereka. Mereka dapat memulai sedini mungkin,
sekarang. Dengan demikian ketika mereka beranjak dewasa mereka akan mampu
melakukan pelayanan yang lebih besar lagi dan gereja akan dengan mudah melihat
potensi kepemimpinan dalam diri remaja-remaja yang ada. Selain itu, dengan
mellibatkan remaja dalam pelayanan dan merangsang mereka untuk membawa dampak
yang positif bagi keluarga, masyarakat dan gereja, ini akan mengurangi kegiatan
remaja yang tidak bermanfaat dan cenderung mengganggu, seperti mabuk-mabukkan,
judi, nongkrong dan membuat keributan. Bukan tidak mungkin, mereka akan menjadi
contoh dan membawa pengaruh yang positif bagi teman-teman mereka. Remaja yang
membawa perubahan.
Tentu
saja perubahan ini tidaklah terbentuk dalam waktu yang cepat. Perubahan
membutuhkan proses. Proses membutuhkan komitmen, integritas dan kemauan dari
banyak pihak; remaja sendiri, orang-orang yang terlibat dalam pelayanan remaja,
keluarga, masyarakat, sampai pada pemimpin gereja. Setiap elemen saling
menunjang untuk tercapainya tujuan remaja yang berubah dan membawa perubahan.
Untuk mengakomodasi proses ini, maka perlu dikembangkan suatu proses
pembelajaran terkondisi yang akan melibatkan semua elemen diatas. Proses
pembelajaran dalam bentuk program ini disebut ‘Challenge to Change – Tantangan
untuk Berubah’.
Nama program
Challenge to Change – Tantangan
untuk Berubah
Tujuan
-
Remaja akan
memiliki komitmen untuk berubah dan membawa perubahan
-
Remaja akan
bersandar pada Tuhan dalam usaha mereka mencapai mimpi mereka
-
Remaja
mengetahui konsep 7 Kebiasaan yang akan menuntun mereka menjadi pribadi yang
lebih berkualitas
Indikator
-
Remaja tahu
potensi mereka
-
Remaja
memiliki komitmen untuk mengembangkan potensi mereka
-
Remaja
percaya diri untuk menjelaskan pendapat mereka
-
Remaja
saling menguatkan dan berbagi dalam kelompok mereka
-
Beberapa
remaja menjalankan fungsi mereka sebagai pemimpin dalam kelompok
Tema
Remaja yang Berubah dan Membawa
Perubahan
Waktu Pelaksanaan
1 kali pertemuan setiap bulan
Catatan
-
Setiap
remaja akan diberikan ‘My Dream Book’ yang harus selalu dibawa dalam setiap
pertemuan. Buku ini akan berisi catatan atas semua hal selama program
berlangsung. Buku ini juga akan menjadi pegangan setiap remaja dalam
merenungkan, merencanakan, dan mengevaluasi mimpi mereka.
-
Diskusi
dengan para Pembina Remaja berkaitan dengan pengenalan konsep mentoring karena
dalam beberapa kesempatan mereka akan diajak untuk sharing dan menjadi
pembimbing remaja. Mentor ini akan secara aktif dan proaktif mengajak para
remaja untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pelajari dari
kegiatan-kegiatan dalam program ini.
-
Program ini
akan menggunakan pola pendekatan kelompok. Pembagian kelompok dilakukan pada
pertemuan pertama. Satu kelompok terdiri atas 4 orang. Setiap kelompok diminta
untuk saling mengingatkan dan menguatkan selama program C2C. Tunjuklah satu
orang pemimpin yang merupakan pilihan dari anggota kelompok itu sendiri.
-
Buatlah
sebuah poster ‘7 Kebiasaan’ yang akan selalu dipajang selama program
berlangsung.
No comments:
Post a Comment